Pages

Minggu, 04 September 2016

MATA NAJWA ON STAGE JEMBER

Tanggal 25, malam Jumat. Aku terima BBM dari teman Ambulu, namanya Helmi. Ia menanyaiku apakah aku lihat Mata Najwa di Stadion Jember Sport Garden (JSG). Aku menjawab tidak. Terus dia menyayangkan kalau aku enggak lihat. Aku beralasan bahwa aku enggak suka keramaian. Lalu ia menjelaskan bahwa ini acara  Talk Show bukan konser. Ia juga enggak suka keramaian, tapi lihat dulu dalam konteks apa keramaian itu, jika acara talk show enggak mungkin kan orang pada jingkrak-jingkrak? Lah ngapain juga jingkrak-jingkrak lihat orang diskusi? kata temanku begitu. Lalu aku bayangin ada beberapa orang berdiskusi, penonton bersorak-sorak membawa bendera slank. Iya juga sih, enggak nyambung.
Lalu aku berubah pikiran, menanyainya masih via BBM, apakah aku masih sempat bisa mendapatkan tiket acara Talk Show itu di tanggal 25 Agustus? Ia beragak-agak bisa. Aku mencobanya memesan tiket online lewat HP sesuai sarannya. Sebelumnya ia berkata lemot sekali kalau memesan lewat HP-nya, karena aku meminta tolong ke dia. Aku coba pakai HP.ku sendiri. Ternyata cukup gampang. Enggak sampai 5 menit aku bisa mendapatkan tiket itu.
nah, di layar HP.ku ada penampakan seperti ini....
Malam itu juga aku SMS ke temanku yang biasa kupanggil Berok. "Berok, u gk lihat Mata Najwa di stadion?" ku sent ke dia. Enggak ada jawaban. Kalau lihat sama Helmi enggak enak, soalnya dia punya istri dan anak. Esoknya tanggal 26 Agustus 2016 pada siang hari aku pergi ke warnet Joy buat ngeprint tiket. Kuputuskan untuk menelpon Berok.
Aku : "Selamat ulang tahun Berok!" (kebetulan pada hari itu dia ultah). 
aku sama Berok cuma tertaut 6 hari ultahnya. Kalau dia ultah pada tanggal 26, aku tanggal 20.
Berok : "Wah...makasih ya...bla....bla...."
Aku : "Woy, SMS gak dibalas! piye jare? eh kamu lihat enggak Mata Najwa di stadion?"
Berok : "Acara opo iku, cuma lihat matanya Najwa aja?"
Aku : "Iya, katanya Najwa mata yang indah seperti pelangi merah kuning hijau di langit yang biru...!!! lihat enggak!!!?? kalau iya, biar kupesankan. Gratis   kok!
Berok : "Hahah.....Wah, boleh-boleh. Makasih ya"
Aku : "Sebutkan no ktpmu...untuk persyaratan isi formulir nih!"

Aku masih di warnet Joy, Eh, dilalah, pembelian tiket sudah ditutup. Terus kutelepon Berok menjelaskan kalau tiketnya ditutup. Yah, terus aku nonton sama siapa? Kalau sama Berok enak, ketawa mulu. Bukan karena dia itu kayak berok, itu sih nama panggilan saja. Emang dia kocak anaknya. Kalau sama dia sukanya manas-manasin kalau ada cewek terus akunya diam aja. Yah, aku memang jomblo! yang baca blog ini tolong dong pacarin aku tapi harus inbox dulu ya untuk registrasinya cukup itu saja kok. Yap meskipun si Berok punya istri, dia masih dekat denganku, bukan berarti dia maho dan aku maho. BUKAN!!! dia bisa dibilang sahabat. Buktinya dia kupanggil Berok enggak marah tuch :p


Wah, sudah rame. Padahal acaranya masih besok. Itu band apa'an sih?
Anak kuper seperti aku mana tahu?
Di tengah kebingunganku, aku berpikir keras, siapa kira-kira yang bisa diajak. Perasaan teman-temanku rata-rata suka konser dan dangdut, entar kalau aku ajak ke acara Talk Show malah rewel minta pipis kek, minta jajan kek, terus minta pulang. Akhirnya di ujung pikiran (emang pikiran ada ujungnya?) Barulah aku terpikir untuk mengajak Iqbal, teman baruku. Kebetulan dia ternyata sudah beli. Dia anak UNEJ. Aku mengajaknya, dan dia bersedia bareng sama aku.
Sorenya aku tuker tiket print out-nya ke stadion ...
Dari kertas print yang tadinya hitam putih, setelah dituker ada gambar dari Mbak Najwa Shihab yang lagi menangkupkan tangan..
Jeng-jeng, dapet deh akhirnya
dapat nomor tiket yang bagus, 111333
Esok hari menjemput, tanggal 27 Agustus. Aku berangkat sama Iqbal pada jam 16.00. Sampai sana, 'bheh' orang-orang pada rame-rame kayak mau tawuran antar warga saja. Banyak debu menghiasi angkasa, tepat di parkiran. Gate belum dibuka pada jam 16.00.
hebat kan tuh lihat bisa macet di udara,
selama ini yang kutahu macet di jalan. Tapi jujur aja, ini cuma foto kok. haha
Sebelum gate di buka aku menikmati sepeda style (eh apa sih istilahnya). Pokoknya sepedanya itu benar-benar disiksa; ditungkik, dinaikin semena-mena, digenjot, terus diajak melayang ke udara (kayak digambar di atas itu). Kasihan kan sededanya. Kalau bisa ngomong: "Terusno kono sampek aku ajoooooor....!"
Rata-rata mahasiswa yang nonton....
Berkeliling-keliling kulihat, rata-rata mahasiswa. Sedih rasanya. Melihat remaja berjas biru, kuning, hitam, dll. Tambah sedih, ketika mahasiswa masing-masing punya gandengan. Bukan yang kumaksud gandeng tas atau motor. Mereka dua insan yang bergandengan tangan. Aku jomlo... dan aku luar biasa!!! (menghibur diri). Serta merta aku disergap oleh rasa melankolis. Ya Allah... apa yang bisa kubangkakan dengan diriku seperti ini? Aku cuma bisa bisa bangga karena aku mantan mahasiswa. Aku putus kuliah, karena gara-gara biaya, dan jurusan yang kuambil enggak sesuai dengan karakterku. Enggak cocok dengan minatku Namun berguna bagiku, setidaknya aku bisa kuliah sampai 3 semester. Aku kuliah di Malaysia jurusan Psikologi (tadinya yang mau ku pilih psikologi). Namun karena sahabat baikku di Malaysia pilih yang lain maka aku pun ikut dia. Aku mengambil jurusan Ushuluddin (yang saat itu aku enggak paham apa makna dan tujuan ambil jurusan ini). Yang jelas, dari artinya (Ushuluddin) bermakna dasar-dasar agama. Aku di sana belajar bahasa Arab, belajar ilmu fiqih, belajar tentang pemikiran tokoh Islam, dan lain-lain. Karena kendala biaya, dan aku mulai goyah karena godaan uang yang kuperoleh banyak ketika aku bekerja saja tanpa kuliah, maka kuputuskan untuk berhenti. Kalau kuliah aku enggak bisa menabung. Lagian sangat berat di kelas itu. Semua anak punya basic anak pesantren, sedang aku enggak. AKu bisa dibilang anak tergoblok di kelas. Terlalu jauh bagiku mempelajari agama yang notabene aku sendiri kadang salah dalam pengucapan majraj dalam mengaji.
Lah malah curhat!!!
Tapi emang bener, waktu itu aku disergap oleh rasa melankolis. 
Sebelum masuk stadion, aku kebelet pipis. Nah, mau masuk ke toilet stadion takutnya penuh, berdesak-desakan. Kan, enggak enak kalau pipis berdesak-desakan. Hehe. AKhirnya temannya Iqbal ternyata kebelet pipis juga. Mereka bilang mending pipis di sawah. Di tembok seng pinggir sawah. Akhirnya aku pipis di sana. Bergantian..heheh


acara dimulai dengan sambutan petinggi MURI indonesia
Enggak nyangka, sambutan pertama acara tersebut dari petinggi MURI bahwa Jember sudah ciptakan rekor dengan penonton terbanyak se-Indonesia untuk acara Talk Show. Mengalahkan semua kabupaten di negeri ini. Hebat! penonton mencapai 35.000, yang awalnya pada pembukaan acara tersebut menyatakan jumlahnya 32.000. Waw...

Tuh, yang lesehan di tengah lapangan dan yang di tribun juga banyak.
 Aku duduk di belakang. Sama Iqbal, dan teman-teman Iqbal 3 orang. Aku juga baru kenal mereka. Namanya juga baru kenal, jadi banyak diamnya. Apalagi suara stadion mengalahkan suara perbincangan kami, kecuali harus dekat telinga. Geli tau!

Dari layar

Ada band The Dance Company juga ikut meriahkan euforia penonton, dengan judul lagu Selamat Malam Dunia, Papa Enggak pulang Baibeh, Setia...
Selain Najwa Shihab, ada 3 tokoh perempuan di negeri ini yang ikut meriahkan acara Talk Show dengan dengan tema "Wanita Penentu", yakni: Puan Maharani (Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan), Susi Pudjiastuti (Menteri Kelautan dan Perikanan) dan Khofifah Indar Parawansa (Menteri Sosial). Dihadiri oleh presiden Jancukers yakni Sujiwo Tejo, bertambah meriah membuat dagelan di atas panggung dengan aksi dalangnya.

Di tengah acara itu, sinyal HApe jadi SOS. Ada niat update status di wall FB enggak jadi.
Di tengah-tengah lapangan itu ada elien yang terbang ke sana- kesini pakai kendaraan mereka (UFO).
AKu berlagak biasa, mendongak melihat yang melayang-layang itu.
"Itu drone mas," kata Iqbal.
Aku mengangguk-angguk sok tahu. 
Acara tersebut berakhir pada jam 22.30. Sesi penutup dilengkapi dengan berselfi bersama Najwa Shihab, bersama 3 srikandi dan Bu Faida..
Aku pulang dengan perasaan sedih. Aku salib semua pesepeda motor yang rata-rata berjas bertanda mereka anak kuliahan. Ah, mereka terpelajar. Mereka punya pengalaman. Mereka banyak teman. Ah... aku, aku, aku sendirian. Mereka bergoncengan. Hingga karena aku ngebut kebabas seharusnya jalan berbelok ke kiri, aku terus saja. Ya Allah.... terlihat galaunya.
Aku, aku, aku....yah....beginilah...
Semua serba otodidak. Bahkan hanya untk belajar bersahabat, berawal dari otodidak juga, caranya bersahabat dengan diri sendiri dulu.
Sampai rumah, aku lihat Hapeku sinyalnya jadi operator lain. Aslinya aku memakai tel****** jadi operator T****